Senin, 19 Juli 2010

TUGAS LEADER

TANGGUNG JAWAB SEORANG LEADER

1. MENGEMBANGKAN DOWNLINE

Karena tak ubahnya “perusahaan”, maka mengembangkan downline adalah sebuah kewajiban. Sebab, berkembangnya downline merupakan salah satu kunci keberhasilan di MLM.

Downline bukan hanya sekedar orang yang disponsori ataupun direkrut dalam jaringan Anda. Lebih dari itu. Perannya dalam jagad MLM sangat menentukan sukses atau tidaknya seorang mendulang bonus. Karena itu, banyak mengumpamakan, downline tak ubahnya “perusahaan” yang menjadi “mesin uang” bagi Anda. Kian banyak downline yang dimiliki, kans menjadi miliader berada dalam genggaman, asalkan mereka produktif dan aktif menjalankan bisnisnya, terutama mewujudkan impian hidupnya.

Jadi- karena seperti “perusahaan”, rawatlah dengan baik downline. Berikan dukungan, latih dan kembangkan mereka. Ingatlah makna MLM (Meet – bertemu, Learn – Belajar, Multiply- Mengembangkan ). Disinilah tugas dan peran upline maupun leader, tak ubahnya “ayah” bagi downline. Bukan semata-mata “sapi perah” yang diekploitasi, lalu dicampakkan begitu saja. Jika itu dilakukan, dijamin jaringan bakal rontok, menguburkan impian Anda selamanya.

Lantas, bagaimana mengembangkan downline ? Selain memberikan training yang kontinyu juga tips-tips dari Chris Brown, seorang consultant home business, dapat menjadi bahan pertimbangan. Menurut pengasuh situs www.superioreincome.com ini, downline yang punya motivasi tinggi, mampu melipatgandakan penghasilan yang diperoleh. Mereka adalah downline “mutiara” buat Anda. Berikut tips-tips dari Chris Brown :

1. Dukungan Sejak Awal.

Bantulah downline sejak pertama kali bergabung. Berikan catatan dan buatlah sejumlah daftar contact person yang dapat dihubungi downline tersebut yang berada dijaringan Anda. Penawaran tersebut harus mengikutsertakan sebuah ucapan “selamat bergabung”, tips-tips mengenal bagaimana meraih penghasilan, serta berbagai kendala yang bakal dihadapi. Jangan lupa pula testimoni kesuksesan untuk memberi inspirasi bagi mereka.

2. Berbagi Tehnik dan Pengalaman.

Pengetahuan yang Anda akumulasikan tentang produk dan jasa merupakan merupakan sumber yang terpercaya. Jadi, janganlah mengurangi informasi mengenai tehnik dan pengalaman Anda kepada downline saat sharing.

Bantulah downline mengatasi berbagai kesulitan saat memprospek. Ini tidak hanya mempermudah mereka, juga menunjukkan Anda senantiasa bersedia menolong mereka. Bila Anda punya trik-trik khusus memasarkan produk atau jasa dengan efektif, bagikan trik tersebut kepada downline demi memperkokoh jaringan. Jangan pernah merasa Anda memberikan rahasia pribadi. Melainkan, bayangkan Anda sedang mengembangbiakkan jaringan downline.

3. Memberikan Perangkat.

Apapun bentuk perangkat yang Anda beri, entah buku panduan, situs yang tersedia, catatan-catatan atau bahkan sebuah surat penawaran yang mampu menuntun mereka untuk sukses, merupakan perlengkapan yang sangat dibutuhkan downline. Jenis-jenis perangkat tersebut akan menciptakan inspirasi dan memberikan mereka ide kreatif sebagai penguasaan tehnik.

4. Mengasuh Tim

Setiap hari, kirimkan pertanyaan bagaimana Anda dapat membantu downline. Jika Anda belum membuat daftar anggota-anggota yang harus diasuh setiap harinya, maka mulailah sekarang. Sampaikan tip-tips terbaru, ide-ide, pujian-pujian dan semua yang mungkin bisa menolong mereka. Ini akan memberi kesan Anda selalu memperhatikan mereka.

Akhirnya, jaringan yang kokoh adalah aset terpenting dalam bisnis MLM. Peliharalah kekuatan tim dengan tips-tips terbaru dan perangkat-perangkatnya. Jadi cermati dan jadilah kreatif. Kian cepat mereka berkembang, kian cepat pula jaringan Anda tumbuh. (Majalah Sukses 2009-201004)

2. MENCIPTAKAN KAPTEN DI JARINGAN

Agar jaringan terus melakukan aktivitasnya, siapkan “kapten-kapten” yang melanjutkan kepemimpinan Anda. Mereka nantinya akan menduplikasikan kepada jaringannya masing-masing.

Jaringan merupakan “roh” dari kesuksesan menggeluti bisnis MLM di masa mendatang. Tanpa ada jaringan, impian kesuksesan- apalagi merubah hidup, cuma angan-angan belaka, sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Kenapa jaringan ? Tidak lain, MLM itu adalah bisnis yang menjalankan produk sedikit melalui banyak orang. Beda dengan bisnis konvensional, yang menjalankan produk sebanyak-banyaknya melalui sedikit orang.

Nah, jaringan itu dapat dibentuk, tidak lain hanya dengan mensponsori prospek bergabung dengan bisnis MLM. Ajaklah orang yang Anda kenal, mulai dari anggota keluarga, sahabat, tetangga dan sebagainya, untuk bersama-sama menjalankan bisnis MLM. Jumlah jaringan tidak dibatasi, termasuk ruang lingkupnya. Artinya, Anda yang berada di Jakarta, bisa saja punya jaringan di pelbagai pelosok kota Indonesia.

Menurut hukum rata-rata, dari seluruh jaringan kerja Anda, biasanya hanya sekitar 10 % saja yang aktif. Karena itu, Anda sedikitnya punya jaringan yang direkrut mencapai 20%. Selain itu, ada hukum rata-rata lagi yang perlu diketahui tentang hukum perekrutan : dari 100 prospek, paling hanya 10 orang yang terekrut. Lalu, dari 10 orang ini paling hanya satu atau dua orang yang menjadi “mutiara”. Mereka ini adalah mengembang sejati jaringan.

Karena itu, bila prospek Anda hanya baru puluhan, lalu mereka menolak bergabung, jangan putus asa. Kemudian menuding bisnis MLM susah, nyelimet, tidak sesuai dengan Anda. Jika Anda berhenti, sampai kapan tidak akan memiliki jaringan, sehingga seluruh penghasilan tidak mungkin diraih.

Lalu, pertanyaan yang muncul, bagaimana menciptakan jaringan yang solid dan handal ? Tidak lain dengan pembinaan dan duplikasi. Sebagai upline, lebih-lebih leader, Anda punya tanggung jawab besar menghantarkan downline mencapai jenjang kesuksesan. Ajaklah mereka mengikuti berbagai training maupun praktek langsung menggeluti bisnis MLM, seperti melakukan home sharing, presentasi dan sebagainya. Jangan biarkan mereka seperti anak yang kehilangan induknya.

Setelah membina, duplikasikan diri Anda kepada downline. Agar pekerjaan tidak berat, maka lakukan kaderisasi pada setiap kaki di jaringan Anda. Dari kaderisasi ini, akhirnya muncul “kapten-kapten” yang meneruskan kepemimpinan Anda kepada jaringan masing-masing. Ingatlah, sukses di MLM bukanlah hasil kerja pribadi. Melainkan sebuah tim, layaknya permainan sepak bola. (Majalah Sukses 20 Juni – 20 Juli 2002/TH.I)

3. MELATIH DOWNLINE

Melatih dan mengembang downline merupakan “nyawa” dari terbentuknya jaringan. Dengan melatihnya akan menciptakan leader-leader baru.

Ingin sukses di MLM ? Satu-satunya jalan hanya punya jaringan besar. Mereka solid, punya team work dalam melealisir impian masing-masing. Sebab, dengan jaringan besar –sehingga terjadi omzet penjualan, kucuran bonus dapat diperoleh. Tanpa itu, jangan harap sukses dapat diraih. Apalagi menjadi jutawan.

Cuma, membuat jaringan itu besar – lebih-lebih sampai menggurita, bukanlah pekerjaan sesaat, seminggu atau bulanan. Melainkan tahunan, dimana pelakunya “jatuh bangun” membangun “kerajaan” bisnisnya. Sebab. Bukan mustahil, mereka yang direkrut bakal tidak aktif, hanya mengkonsumsi produk, ataupun “lompat pagar” ke MLM lain. Disinilah jaringan akhirnya rontok.

Karena itu, setiap pelaku bisnis ini, selalu menghayati makna MLM : Meet (bertemu), Learn (belajar) dan Multiply (mengembangkan). Ketiganya itu merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Pincang saja satu, bakal mengganggu yang lainnya. Jadi, setelah sponsoring selesai, tugas selaku upline atau sponsor tetap ada, yaitu melatih dan mengembangkannya.

Joe Bingham, seorang editor NetPlay Newsletters, melatih downline dan mengembangkan merupakan “nyawa” dari sebuah jaringan. Dari melatih dan mengembangkan itu, Anda akan merasakan manfaat waktu yang diperoleh. Joe menyebutnya, volume waktu yang diperoleh merupakan salah satu keindahan bisnis MLM. Ini mengingat, ada satu atau lebih yang melakukan pekerjaan untuk Anda.

Kondisi ini, menurutnya, tidak ditemui dalam pekerjaan tradisional, di mana seorang hanya menghabiskan wakru bekerja demi penghasilan yang diharapkan. Nah, agar income meningkat, hanya menambah dengan jam kerja, atau pun meminta atasan agar menaikan upah hasil jerih payahnya.

“Di MLM, Anda terbebas dari masalah itu. Sebab, dengan makin besarnya jaringan, maka jumlah waktu kerja pun bertambah dan jerih payah Anda terbayar ekstra. Ini merupakan penetrisi waktu, “ tulis Joe. Misalnya, jumlah waktu Anda bekerja di MLM sekitar 10 jam. Jika Anda punya 20 downline – mereka juga bekerja 10 jam perminggu, maka secara keseluruhan jumlah jam kerja Anda bertambah menjadi 200 jam perminggu. Otomatis Anda mendapat manfaat selain dari 10 jam bekerja.

Dari contoh di atas, sangat jelas downline yang terlatih akan menciptakan hasil yang lebih baik di MLM. Maka, motivasi downline sangat dibutuhkan demi mengikat mereka agar loyal kepada perusahaan. Tanpa kerja keras, sekali lagi, Anda tidak mungkin menciptakan prestasi waktu yang diinginkan.

Dalam melatih, ada dua hal yang digulirkan oleh Joe. Pertama, berorientasi pada perekrutan. Kenapa ? Karena jaringan terbentuk, hanya dengan melakukan prekrutan terus menerus, dengan sedikit penekanan pada penjualan produk. Nah, karena penghasilan diperoleh dari produktivitas jaringan, maka ada dua pilihan yang dilakukan. Pertama, mencari orang-orang baru secara berkesinambungan. Kedua, melatih mereka yang telah ada agar ahli dalam memprospek. Banyak menyebutkan, kedua hal tersebut harus dilakukan secara terus menerus.

Kedua, berorientasi pada produk. Tehnik seperti ini adalah memaksimalkan bagaimana menjual dibanding memperluas jaringan downline. Dengan kata lain, selain menjadi rekruiter, ia menjadi sebaik-baiknya penjual. Kesimpulannya, apapun program bisnis MLM yang Anda lakoni, melatih downline merupakan syarat utama.

Intinya, dalam perekrutan, akan terbentuk jaringan yang lebih besar dan lebih cepat jika Anda senantiasa berhubungan dan melatih mereka berdasarkan pengalaman-pengalaman, baik pengalaman pribadi atau pun pengalaman orang lain. Memelihara relasi juga dapat meningkatkan kredibilitas dan memberi kesan Anda bisa dipercaya sebagai penyedia peluang bisnis saat ini dan di masa mendatang.

Ingatlah, goal jangka panjang dan passive income tidak bisa Anda raih sendirian. Anda bergantung pada kuat lemahnya jaringan. Mayoritas para pelaku MLM tidak menyadari hal ini. Mereka sering kali menyepelekan downline yang telah ikut bergabung. Jika tidak menyadarinya, Anda tidak akan pernah menyaksikan kesuksesan yang diimpi-impikan. (isk Majalah Sukses Edisi 22 Nov -20 Des 2004)

4. MEWUJUDKAN IMPINA DOWNLINE

Setia orang yang bergabung di bisnis MLM pasti ingin impian hidupnya terwujud. Disinilah peran upline maupun leader untuk membangun impian hidup tersebut.

Namanya Mike Akins. Ia tercatat sebagai top distributor MLM raksasa 4Life, sebuah perusahaan nutrisi dengan produk kimpetitif-transfer factor, yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh, 4Life adalah perusahaan ke 15 yang tercepat pertumbuhannya dari ratusan ribu perusahaan MLM di Amerika. Ini merupakan rata-rata tertinggi yang pernah dicapai perusahaan MLM.

Pilihan Mike ke 4Life, bukan sekedar ikutan-ikutan saja. Melainkan berdasarkan penelitian. Ia menghabiskan waktu dan biaya untuk menemukan peluang itu, sekaligus memberinya kemampuan menciptakan pondasi yang kokoh bagi distributornya. Paling penting, bisa mencapai goal jangka panjang : penghasilan 10 juta dolar pertahun. Saat ini jaringannya mencapai 100 ribu member.

“Saya ingin meluaskannya menjadi satu juta member “, tutuk Mike. Agar target ini terkabul, ia menawarkan training gratis agar para downlinenya punya motivasi meraih kesuksesan. Ia yakin, training gratis ini, dapat meningkatkan percaya diri dan stabilitas mereka dalam berbisnis.

“Saat para prospek memutuskan bergabung, mereka berharap impiannya menjadi kenyataan. Jadi, Anda harus membangunkan sesuatu dari mereka yang belum tergali. Jika Anda tidak membantunya, maka akan kehilangan cita-citanya. Ini merupakan tanggung jawab yang sangat serius,” tutur Mike.

Mike menggunakan penghasilannya dengan memasukkan 30 “pegawai” untuk menciptakan perangkat keuntungan bagi jaringannya. Ia hanya menggunakan 5% dari penghasilannya untuk kehidupan sehari-hari. 60% lainnya untuk perangkat dukungan, dan sisanya 35% untuk kehidupan bersosialisasinya. “Saya tak menginginkan hidup bergemerlap. Melainkan bisa menggunakan sisa penghasilan untuk menolong orang lain,” ujar Mike. Ia mengaku bisa saja pensiun, kemudian menikmati passive income, namun tidak dilakoninya karena punya tujuan sosial dalam bisnis MLM.

Mike juga mengaku, jauh sebelum berkubang lebih dari 30 tahun di bisnis MLM, kehidupannya sangat getir. Bayangkan saja, di usia 19 tahun, ia harus menjaga orang tua dan enam saudaranya. Saat itu ia juga harus kuliah, menafkahi anak dan istri. “Saya keluar dari kuliah demi menjaga keluarga dan istri yang menderita kanker,” kenangnya. Padahal saat itu, Mike punya dua pekerjaan, dan merasa berat mengerjakannya. Ia akhirnya keluar, menjatuhkan pilihan di bisnis MLM. “MLM, saya pikir, jalan yang terbaik saat itu,’ tambahnya. Kisahnya itu, selalu dibeberkan saat presentasi.

Kini Mike menjadi seorang leader dan mulai menggunakan sisa penghasilannya untuk kepentingan sosial. Misalnya, lewat incomenya yang besar, ia terus menekuni beberapa proyek penting. ”Saya mampu bekerja di dua tempat khususnya dalam menolong para tuna wisma. Saya telah melakukannya sekitar selama delapan tahun,’ ungkapnya.

Mike juga menyewa sebuah firma demi memperdalam pengetahuan mengenai produk andalan 4Life Transfer Factor Plus. Seiring berkembangnya tehnologi, Transfer factor telah mengalami kemajuan. Biaya hingga 40 juta dolar diinvestasikan untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Transfer factor Plus 500% lebih efektif dibanding produk-produk lain yang memiliki khasiat serupa.

Menurut Mike adalah tanggung jawab upline maupun leader menolong para downline meraih cita-cita. Kontribusinya berupa latihan gratis bagi mereka yang ingin menggeluti bisnis network marketing. Ia membagi apa yang pernah dipelajari, mengembangkan strategi, bekerja sama dengan para leader serta menyediakan perangkat dukungan terbaik.

“Saya menggeluti bisnis ini dengan tujuan mulia dari sekedar mencari uang. Saya ingin mengejutkan mereka agar terbangun dari tidur lalu membantu mereka meraih prestasi. Saya telah melakukan penelitian dan mengetahui bahwa kita memiliki skenario terbaik mendapatkan passive income yang kita inginkan,” tutunya mengakhiri (Majalah Sukses Edisi 20 Juli–20 Agustus 2004)

5. MENJAGA DOWNLINE

Menjaga downline dan mendukungnya sampai ke pintu gerbang kesuksesan adalah sebuah keharusan yang dilakukan oleh upline maupun leader. Tanpa kesuksesan downline, jangan berharap mendulang kesuksesan di MLM.

Downline-orang yag diajak bergabung atau disponsori, tak ubahnya “perusahaan-perusahaan” yang Anda miliki. Lewat mereka omset penjualan/pembelian akan terbentuk. Makin besar omsetnya, kian besar pula bonus yang akan mengalir ke rekening. Maka, sebagai upline maupun leader, tugas Anda menjaga “perusahaan” itu sehat, tidak keropos. Caranya, ya tidak lain memberikan dukungan, pelatihan dan motivasi.

Pertanyaannya, bagaimana memberikan dukungan tersebut ? Mudah saja. Anda hanya diminta membantu downline di level pertama, kemudian mengajarkan mereka membantu level pertamanya. Disinilah Anda harus punya sistem yang 100% bersifat dukungan. Ini bisa terjadi, jika Anda memiliki metode yag bekerja untuk Anda. Lalu tunjukkan pada level pertama bagaimana mereplikasi metode tersebut. Akhirnya, yang paling penting, Anda harus dapat mengajarkan level pertama. Begitu seterusnya.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang punya program 5 level. Anda memulainya dengan 10 orang di level pertama. Maka jumlah downline di level ke lima, mencapai 100 ribu (10x10x10x10x10). Tak bisa di sangkal, ini model matematis yang sempurna, dan seperti tidak mungkin terjadi. Tapi, jika Anda punya sistem yang bagus dan dapat diterapkan, bukan mustahil bakal tercapai : di mana setiap orang mengajak dan membina 10 orang frontline masing-masing.

Lantas, bagaimana jika di anatara mereka tidak aktif ? Jangan takut. Carilah terus prospek yang untuk menggantikan mereka yang tidak aktif menjadi aktif. Sampai akhirnya, target punya 10 downline yang aktif tercapai. Jangan pula pernah berhenti sebelum mencapai tujuan tersebut. Ingat, begitu Anda memperoleh 2 orang di level pertama, Anda akan membantu downline untuk mengisi level pertama mereka. Nah, selama mengisi level pertama, upline akan membantu Anda. Akhirnya, yang terjadi, upline membantu Anda, Anda membantu diri sendiri, dan Anda membantu downline. Semua terjadi bersamaan. Ini bisa jadi bahan pertimbangan, sebelum memutuskan berapa banyak orang yang Anda inginkan menjadi level pertama.

Tak hanya itu saja. Juga buatlah target berapa lama Anda mengisi level pertama. Disinilah pentingnya menyediakan waktu untuk mencapainya. Lalu, jagalah motivasi downline Anda jangan sampai redup. Berikut langkah-langkah menjaga downline tetap enjoy dan termotivasi :

1. Promosikan Peluang Bisnis

Ada berbagai jenis “pembayaran” di MLM, diatur dalam marketing plan. Pelajari itu dengan detail. Ingatlah, jika seseorang sudah bergabung, pada dasarnya punya kemampuan untuk membeli produk. Ini akan membuat omset penjualan/pembelian dalam jaringan. Dijamin keuntungan akan diperoleh. Tanpa adanya omset, bonus tidak akan di peroleh. Umpamanya, bila punya 1.000 downline, tetapi tidak seorang pun membeli produk, Anda tidak akan memperoleh apapun. Jadi, hasil sponsoring akan sia-sia.

2. Dorong downline rajin sharing

Lihat, jika Anda dan downline rajin melakukan sharing – baik face to face maupun menggunakan media, seperti telepon, internet, surat menyurat, peluang merekrut downline lebih terbuka. Jadi, teruslah “menjual” peluang bisnis maupun kualitas produk pada orang lain (prospek).

3. Duplikasikan leadership

Ini tanggung jawab Anda. Ini paling penting diajarkan pada downline. Jika ini dilakukan akan menghasilkan lebih banyak kepemimpinan, hingga mendorong downline level pertama menduplikasikannya pada downline mereka di level pertama. Kalau itu terjadi, saatnya bagi Anda menolong dan mengajarkan pada “orang baru”. Cara tercepat dan terbaik melakukan ini dengan membawa surplus kepemimpinan pada setiap member yang baru direkrut.

4. Tetap “berhubungan” dengan level pertama

Bila Anda mensponsori seseorang, usahakan tetap mengadakan kontak dengan mereka, entah melalui telepon, internet, surat menyurat dan sebagainya. Ini membuat mereka merasa diperhatikan. Anda melakukan ini dengan dua alasan. Pertama, menimbulkan keyakinan pada mereka bahwa bisnis ini akan berhasil bila melakukan perekrutan dan menjadikannya aktif. Jadi, jika mereka punya kesulitan, bantulah. Jangan biarkan mereka sendirian. Sebab, apa yang mereka kerjakan, pada dasarnya buat Anda juga.

Kedua, jika ingin meningkatkan income menjadi aktif, Anda harus menggantikannya dengan “orang baru”. Pekerjaan utama Anda adalah tetap menjaga level pertama. Jika salah satu level melemah, lupakan dia, dan segera gantikan dia dengan orang lain. Kita harus berpikir pada keberhasilan.

5. Kerjasama

Katakan saja Anda punya 10 downline aktif di level pertama. Tidakkah indah, jika mereka secara kolektif mengadakan kerjasama ? Misal, menggelar acara di sebuah gedung atau hotel. Ataupun juga membuat sebuah iklan di koran lokal maupun nasional. Jika ini dilakukan, Anda dan downline bisa merekrut dalam waktu relatif singkat.


26 TINDAKAN LEADER

Leader yang berhasil selalu berupaya mendorong downlinenya

untuk mencapai peringkat puncak. Ia juga tidak pernah berhenti membesarkan jaringan, memotivasi, menjadi panutan dan sebagainya.

Seorang pemimpin, atau akrab dengan sebutan leader, bukanlah dilahirkan. Bukan ditentukan oleh status sosial. Melainkan diciptakan lewat proses pembelajaran dalam kehidupan. Ia merasakan getirnya penolakan, getirnya kegagalan, terpuruk dalam bisnis, lalu bangkit dan bangkit lagi. Dari sini akhirnya muncul kepercayaan diri dalam menemukan “rel” sebuah keberhasilan.

Debbi Allen, seorang konsultan bisnis dan penulis buku Confession of Shameless, menyebutkan komunikasi sebagai pilar penting untuk menjadi leader yang baik. Apalagi bila menjadi penentu terhadap segala sesuatunya, atau menjadi panutan dalam menjalankan bisnis MLM. Karena itu, mengenali diri sendiri, diperlukan bagi seorang leader, terutama menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan sehingga bisa menggunakan sisi positif maupun negatif.

Satu hal yang menjadi catatan, leader itu harus komit. Pelajarilah setiap pengalaman, khususnya yang menyakitkan, demi pelajaran yang berharga. Ingatlah, sebagai leader, Anda dituntut mengembangkan downline agar mencapai peringkat puncak, selalu memberikan nilai lebih pada jaringan, terus memberikan motivasi dan sebagainya.

Tim sales pernah mencapai penghasilan lebih dari 150 ribu dolar perbulan, membawahi lebih dari 56 ribu downline. Kontribusi terbesar dalam industri MLM adalah presentasi yang berjudul The Brilliant Confensation. Ia menjadi guru di Universitas- Affiliasi Network Marketing Certificate Seminar yang disponsori oleh University Illionis, Chigago. Berikut ada 26 tindakan yang harus dilakukan leader menurut tim sales :

1. Seorang leader MLM tak pernah berhenti membesarkan grup sampai menjadi leader sejati. Sebab, mustahil dapat membesarkan grup jika cuma duduk menunggu atau melamun. Apalagi menjadi leader. Buruknya lagi, saat punya pengetahuan kepemimpinan yang cukup, perilaku mereka tidak layaknya menjadi leader. Padahal, seorang leader itu bersedia memikul tanggung jawab jangka panjang, lalu mengucapkan selamat pada jaringannya yang berhasil menorehkan prestasi. Ini akan membuahkan atribut-atribut lain yang bisa dikembangkan.

2. Dalam setiap acara, leader selalu datang lebih awal. Ia menyiapkan kursi bagi jaringannya di barisan depan. Kenapa ? Karena mereka begitu antusias mengikuti jalannya acara. Apalagi bila ada sesuatu hal yang disampaikan seorang pakar. Mereka merasa “haus” untuk menambah ilmu, sehingga tetap berada di ruangan sampai acara selesai. Tapi, bila sudah merasa cerdas, mereka enggan mendengarkan “ceramah”. Mereka berada di luar ruangan.

3. Leader sejati menyadari perbedaan leader MLM dan leader masyarakat banyak.

4. Industri MLM selalu bergerak pada setiap kondisi. Tapi, ketika hubungan dengan Anda dan organisasi makin erat dan kokoh, jelas sekali Anda tak akan terkalahkan.

5. Ingatlah, penampilan bisa mempengaruhi. Jadi tampillah selalu rapi.

6. Sebagai leader, Anda wajib mengembangkan downline mencapai peringkat puncak. Teguhkan diri Anda dengan mereka. Temukan 3 kualitas Anda sukai dari mereka masing-masing. Catatlah ke dalam rencana harian. Ulas sesering mungkin. Pikirkan bagaimana meningkatkan kualitas tersebut. Caranya bermacam-macam. Misalnya, menjadi sahabat bagi mereka yang mempunyai krisis kepribadian.

7. Leader-leader baru, seringkali terjatuh oleh komitmen mereka sendiri. Mereka salah memilih partner dalam berkomitmen. Ingatlah, Anda hanya akan mendapatkan karakter yang baik melalui pengalaman. Jadi, lihatlah bagaimana mereka menghabiskan waktu, dan apa yang mereka kerjakan ? Di sini penting sekali memperhatikan apa yang pernah mereka alami. Jika pengalaman mereka sedikit, Anda perlu waktu ekstra menyelesaikan pekerjaan. Bantulah mereka sepanjang memegang komitmen, tapi, bila komitmen itu sudah lumer, maka tinggalkan mereka walaupun keputusan itu sangat berat.

8. Mampu mempresentasikan suatu produk dengan sempurna di depan jaringan, baik saat bertemu langsung ataupun lewat conference call. Contoh, perusahaan Anda bergerak di bidang nutrisi.

Maka seorang leader akan menyertakan dokter spesialis nutrisi yang menjelaskan ramuan-ramuan produk itu sehingga menjadi unik. Seorang leader bagaimana pun akan menyertakan dokter, baik di sebuah conference call sekali pun demi memantapkan keyakinan terhadap konsumen.

9. Selalu memberi lebih. Misalnya terhadap kesalahan dalam proses persetujuan antara downline. Anda harus meredakan suasana sebagai wujud layanan konsumen. Layanan konsumen sangat manjur dalam mencairkan suatu masalah. Itu mungkin bukan keharusan, tapi seorang leader senantiasa memberikan hadiah cuma-cuma sebagai rasa ungkapan terima kasih kepada konsumen.

10. Seorang leader menaiki tangga dan mencari decision maker perusahaan untuk “mengorek” semuanya tanpa menggangu mereka. Ini menempatkan diri Anda agar ruang peluang otomatis selalu terbuka, di mana Anda tanpa membukanya sendiri.

11. Di sebuah pertemuan, seorang leader akan memperkenalkan para staff kepada organisasi. Bahkan staff yang terendah sekali pun ! Luangkan waktu saat-saat seperti itu karena akan menciptakan rasa memiliki bersama antara staff dan distributor. Seperti seorang ahli obat-obatan yang menyempatkan bertemu dengan mereka yang menjual produknya. Suasana itu akan menciptakan semangat yang kuat bagi keduanya dalam memasarkan produk. Ini bisa tercipta karena kepemimpinan Anda.

12. Seorang leader MLM seperti sekumpulan papan tombol informasi dan komunikasi. Mereka bukan berada di dalam suatu lompatan. Merekalah lompatan tersebut.

13. Selalu dapat dihubungi baik melalui telpon, email dll. Memberikan feed back kurang dari 24 jam. Jika tidak, maka pesaan-pesan kemungkinan akan mengindikasikan pesan yang panjang.

14. Tidak pernah menampilkan kelemahan dan kekhawatiran kepada organisasi. Beberapa dari mereka tetap menunjukkan sisi kemanusiaannya. Artinya, seorang leader harus senantiasa memelihara kelanggengan peluang bisnis. Jika ada kekhawatiran atau ragu-ragu terhadap perusahaan. Maka atasi masalah tersebut atau segeralah keluar. Carilah perusahaan yang sesuai dengan keperluan Anda. Sebaliknya diskusikan dengan mereka mengenai kesulitan Anda di perusahaan dalam memimpin para staff.

15. Kenali perkembangan downline. Seorang downline tidak akan mengendurkan mereka yang bersemangat di sebuah organisasi. Jika satu orang membawa enam prospek saat meeting, yang keduanya membawa dua, dan ketiga tidak membawa satu pun, maka seorang leader harus mampu menyemangati yang ketiga. Bukan mengkritik karena tidak mampu membawa satu pun tamu.

16. Selalu mencari dan memuji satu-satunya yang dimiliki bawahan. Balita senang dipuji, tetapi seorang pria akan melakukan apapun demi suatu pujian. Peperangan antar pria banyak menyertakan resiko. Jika tidak memberi pujian, maka Anda akan kehilangan perangkat yang paling tangguh di arena leadership. Sebaliknya, jika memuji hal-hal yang belum mereka lakukan, berarti Anda menciptakan pribadi yang menyendiri dari grup karena telah memalsukan pujian.

17. Jika Anda berbagi, memuji, menghargai, serta mencari ketenaran atas hal-hal yang tidak dilakukan diri sendiri.

18. Seorang leader senang menggunakan dan mengajar tehnologi baru diorganisasi asalkan benar-benar bermanfaat. Sebagai leader, Anda tidak sepatutnya menenggelamkan organisasi.

19. Leader adalah figur tata krama. Jika Anda diam-diam mencurangi downline berarti Anda menghancurkan persepsi Anda sendiri. Mereka tidak mungkin mempercayai Anda dan memang tidak seharusnya. Anda sangat diperhatikan dalam tingkah laku seperti ini.

20. Mampu menciptakan aliansi melalui grup internal dan eksternal (jika dapat dilakukan) untuk memastikan bahwa grup memiliki dukungan. Jika tidak, maka perlu disediakan.

21. Seorang leader lebih memperhatikan tentang pertumbuhan downline ketimbang bonus-bonus mereka. Fokus terhadap pertumbuhan bawahan, dan bonus mengalir secara otomatis.

22. Tidak pernah mengulang apa yang disampaikan orang lain.

23. Seorang leader tidak akan pernah berbicara menyakitkan. Bahkan seandainya seorang layak mendapatkannya.

24. Seorang leader saling memberi informasi kepada leader-leader lain.

25. Memiliki pandangan yang sangat jelas mengenai perusahaan network marketing di mana harus mengerjakannya. Jika perusahaan tidak memiliki sesuatu, mereka tidak komplain, malahan meyakinkan perusahaan bagaimana meraihnya.

26. Seorang leader, setelah mengulas daftar ini, akan mencatatnya kemudian mempraktekkannya satu item setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar